Kamis, 24 Oktober 2013

Makalah Sosiologi Mengenai Kelompok bermain


KATA PENGANTAR
Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatu.
Salam sejahtera untuk kita semua
                 Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai kelompok bermain/kelompok persahabatan.
                 Di dalam makalah ini tentunya banyak ditemukan kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami mohon kerjama sama dari pembaca untuk menyampaikan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.
                 Kami ucapakan terima kasih atas kritik dan saran yang pembaca berikan, kami mohon maaf bila ada kesalahan penulisan dll. Kepada Allah SWT kami mohon ampun. Terima kasih.
Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatu.

   Bengkulu, 15 Januari 2013


                                                                                                    Penulis

 DAFTAR ISI

Halaman judul...............................................................................................1
Kata Pengantar.............................................................................................2
Daftar Isi.......................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.......................................................................................4
BAB II Pembahasan.......................................................................................5
Study Kasus...................................................................................................8
BAB III Kesimpulan.......................................................................................10
Gambar.......................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Dalam pergaulan remaja atau anak-anak, kebutuhan untuk dapat diterima bagi setiap individu merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai mahluk sosial. Setiap anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika pergaulan teman sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya.
Dewasa ini banyak terjadi fenomena yang sangat miris terjadi pada remaja-remaja sekolah disekeliling kita, pengaruh negatif dari hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas pengaruh negatif hubungan interaksi sosial khususnya kelompok bermain atau kelompok persahabatan.


Tujuan

Tujuan diadakannya pembahasan ini adalah untuk mengetahui pengaruh negatif hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya/kelompok bermain. Dan mengetahui cara mengatasinya dengan cara yang efektif/
Agar kita semua bisa mengerti dan memahami dampak negatif dari hubungan interaksi sosial dan bisa menghindari dampak negatifnya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian kelompok Pertemanan

Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berkaitan, berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam perilaku untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok teman sebaya adalah kelompok persahabatan yang mempunyai nilai- nilai dan pola hidup sendiri, di mana persahabatan dalam periode teman sebaya penting sekali karena merupakan dasar primer mewujudkan nilai- nilai dalam suatu kontak sosial. Jadi kelompok teman sebaya merupakan media bagi anak untuk mewujudkan nilai- nilai sosial tersendiri dalam melakukan prinsip kerjasama, tanggungjawab dan kompetisi.

2.    Hakekat kelompok Pertemanan

Anak berkembang di dalam dua dunia sosial:
a.     Dunia orang dewasa, yaitu orang tuanya, guru- gurunya dan sebagainya.
b.      Dunia teman sebaya, yaitu sahabat- sahabatnya, kelompok bermain, perkumpulan- perkumpulan.
Setiap kelompok memiliki peraturan- peraturanya sendiri, tersurat maupun tersirat, memiliki tata sosialnya sendiri, mempunyai harapan- harapannya sendiri bagi para anggotanya.
Setiap kelompok sebaya juga mempunyai kebiasaan- kebiasaan, tradisi-tradisi, perilaku, bahkan bahasa sendiri. Kelompok sebaya merupakan lembaga sosialisasi yang penting disamping keluarga, sebab kelompok sebaya juga turut serta mengajarkan cara- cara hidup bermasyarakat.
Biasanya antara umur empat dan tujuh tahun dunia sosial anak mengalami perubahan secara radikal, dari dunia kecil yang berpusat di dalam keluarga ke dunia yang lebih luas yang berpusat pada kelompok sebaya.
 Anak cenderung merasa nyaman berada bersama- sama teman- teman sebayanya dari pada berada bersama orang- orang dewasa, meskipun orang- orang dewasa tersebut bersikap menerima dan penuh pengertian.


  
3.     Macam- macam Kelompok Pertemanan

Menurut Hurlock ada beberapa lima macam kelompok teman sebaya dalam remaja, antara lain :

a.      Teman Dekat : Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat.

b.      Teman Kecil : Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman- teman dekat.

c.      Kelompok Besar : Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat.
 Karena kelompok ini besar maka penyesuaian minat berkurang di antara anggota- anggotanya sehingga terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

d.   Kelompok Terorganisasi : Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti ini merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia 16- 17 tahun.

e.     Kelompok Gang : Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok yang terorganisasi, mungkin akan mengikuti kelompok gang. Anggota biasanya terdiri dari anak- anak sejenis dan minat mereka untuk menghadapi penolakan teman- teman melalui perilaku anti sosial.
Dalam konteks agama, pertemanan dan persahabatan mendapat perhatian serius. Ada sekian banyak dalil yang menegaskan bahwa seseorang harus “melihat” siapa yang akan dijadikan teman, hak-hak, dan kewajiban pertemanan.
Karenanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa untuk menilai seseorang dapat dilakukan dengan melihat dari komunitas teman yang melingkupinya.
Teman adalah orang yang turut mempengaruhi kehidupan orang lain lewat pertemanan yang hubungan yang terjalin, sesuai dengan ungkapan su’u al-khuluqi yu’di (akhlak yang buruk itu menular). Peribahasa ini juga berkonotasi sebaliknya, yakni bahwa yang menular dari sebuah pertemanan itu tidak hanya keburukannya tapi juga kebaikannya.
Ini berarti bahwa husn al-khuluqi yu’di (akhlak yang baik itu menular). Pemilihan teman atau sahabat secara benar akan menentukan baik-buruknya pengaruh yang didapat dari sebuah pertemanan.
Sukses masa depan turut ditentukan oleh banyaknya teman dan relasi disamping tentunya kemampuan-kemampuan individual yang lain. Dalam konsep multiple intelligences (kecerdasan ganda), dikenal adanya kecerdasan sosial atau interpersonal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki banyak kawan, cepat akrab, supel, dan mampu menggerakkan banyak orang untuk sebuah kegiatan.

Dalam hal ini perlu dipertimbangkan untuk dapat belajar dari organisasi santri (siswa) di kalangan pesantren yang telah berjalan dengan baik bahkan sukses mengelola koperasi santri dengan omset hingga ratusan juta rupiah.
Pada gilirannya kesempatan berorganisasi ini akan memberikan pengalaman pertemanan berharga yang diharapkan banyak bermanfaat bagi mereka pada masa yang akan datang.
Pertemanan dan persahabatan yang baik merupakan aset seseorang untuk masa depannya. Lewat penumbuhan aset ini diharapkan seorang peserta didik akan menuai kesuksesan pada waktu berikutnya.
Bukankah para pakar sepakat bahwa kesuksesan hidup tidak dapat digantungkan semata-semata pada kecerdasan intelektual (logis-matematis). Karenanya, perlu pula dikembangkan kecerdasan-kecerdasan yang lain termasuk kecerdasan sosial/interpersonal guna menyempurkan kesuksesan itu. Dalam hal ini sekolah yang memiliki 1/3 “hidup” siswa dapat mengambil perannya.

4.    Peranan Positif Kelompok Pertemanan

ü  Rasa aman dan dianngap penting dalam kelompok akan snagat berguna bagi perkembangan jiwa anak.
ü  Perkembangan kemandirian remaja tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
ü  Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, gembira, dan sebagainya yang mungkin tidak didapatkan di rumah.
ü  Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
ü  Pada umumnya, kelompok persahabatan mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu yang mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
ü  Mengembangkan keterampilan berorganisasi dan kepemimpinan.
ü  Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial.
ü  Rela berkorban untuk sesama anggota kelompok sehingga timbul rasa solidaritas
ü  Menyalurkan semangat patriotisme.
ü  Rasa aman yang ditimbulkan karena remaja diterima oleh kelompoknya akan menimbulkan dorongan untuk hidup secara mandiri (artinya tidak bergantung pada siapapun).


5.    Dampak Negatif dari Geng

Ø  Geng  mendorong anggotanya untuk bersikap diskriminatif terhadap yang bukan anggota klik (hal ini mungkin menim bulkan sikap dan perilaku yang kurang adil).
Ø  Geng  mendorong terjadinya individualisme karena rasa kepatuhan hanya dikembangkan secara pribadi (individual).
Ø  Kadang-kadang timbul rasa iri hati dari anggota-anggota geng yang berasal dari keluarga kurang mampu terhadap mereka yang berasal dari keluarga yang berada.
Ø  Kesetiaan terhadap geng kadang-kadang mengakibatkan terjadinya pertentangan dengan orangtua, saudara, atau kerabatnya.
Ø  geng merupakan suatu kelompok tertutup yang sulit sekali ditembus sehingga penilaian terhadap sikap perilaku anggotanya sukar dilakukan oleh pihak luar.
Ø  Suatu geng mendorong anggota-anggotanya untuk menyerasikan diri dengan pola kehidupan yang sama latar belakangnya sehingga sulit untuk mengadakan penyesuaian dengan pihak-pihak yang berbeda latar belakangnya.

Study Kasus
Nama saya Erna siswi di salah satu SMA Negeri di Garut
Awal saya masuk sekolah saya sudah dimusuhi oleh salah satu kelompok yang paling disegani di sekolah karena saya cantik dan banyak kakak tingkat yang suka sama saya.
Saya kerap dianiaya oleh mereka, di kata-katain, dijambak sampai di tendang, suatu ketika saya bernegosiasi dengan mereka untuk masuk ke kelompok mereka, karena saya tidak mau dimusuhi oleh mereka saya masuk ke kelompok mereka, sejak saat itu saya menjadi salah satu cewe modis, popular dan berkuasa disekolah, persahabatan kami sangat dekat kami sangat setia kawan,
Dari mereka saya nyoba-nyoba merokok, minum alcohol, taruhan dapetin pacar, bolos dari kelas, dan itu sangat menyenangkan, mereka sangat baik, setia kawan, suka ngejajain, saling pinjam baju. saat itu saya tidak merasa ada yang salah, saya senang saja diakui dan menjadi siswa popular di sekolah lagi pula mereka sangat baik.
Namun suatu ketika saya disuruh oleh ketua kelompok untuk melabrak teman dekat saya sebelum saya berteman dengan mereka.
Gara-gara saya teman dekat saya jadi menderita, dan saya juga menyadari ternyata selama ini saya diamanfaatkan oleh mereka, dari sana saya memutuskan untuk pindah sekolah
Analisis Study Kasus

Interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya bisa berpengaruh positive maunpun negative Fenomena interaksi social yang terjadi pada Erna menunjukan interaksi yang menyimpang, Dalam kelompok tersebut terjadi hubungan timbal balik lebih dari dua orang, mereka memainkan peran secara aktif. Jenis kelompok teman sebaya yang Erna alami yaitu jenis gang yaitu kelompok remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok yang terorganisasi, sehingga mereka mendirikan  kelompok gang. Anggota biasanya terdiri dari anak- anak sejenis dan minat mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman- teman melalui perilaku antisosial
            Gang memiliki sifat antisocial, mereka mengeklusifkan diri mereka dan bertindak seenaknya, mereka lebih suka memikirkan hal-hal yang dekat, terjangkau dan berbau senang-senang atau fun. Pada umumnya mereka ditolak oleh teman-teman yang lainnya maupun oleh masyarakat, sehingga mereka memiliki kohesivitas yang tinggi.
            Gang yang Erna ikuti merupakan kelompok wanita popular, paling cantik dan modis, dan menguasai sekolah sehingga ketika ada siswi baru yang lebih cantik dan menjadi popular lebih dari mereka, mereka tidak akan terima kemudian mereka berusaha membuat anak baru itu menderita.
Sebelumnya Erna menjadi korban kekerasan anggota gang tersebut namun pada akhirnya karena factor sugesti yaitu pengaruh psikis yang dirasakan oleh Erna, suatu perasaan tidak ingin diperlakukan tidak baik lagi sehingga dia menerima tawaran untuk bergabung dengan gang tersebut. ditengah-tengah dia merasakan kebahagiaan namun pada akhirnya dia menyadari bahwa interaksi tersebut berpengaruh negative terhadap dirinya.

Kasus Erna menunjukkan bahwa pengaruh negative interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dalam hal ini gang, mengarah kepada perilaku menyimpang, karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Dalam persahabatan dalam hal ini gang interaksi yang terjalin sangat begitu kuat karena didalamnya ada suatu system dan norma-norma kelompok yang mengatur, seperti harus mengerjai siswa baru yang blagu, ini sudah menjadi kesepakan bersama dan menjadi pemersatu, mereka sulit dipisahkan, individu yang keluar dari kelompok itu, maka dia akan mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat dan dari kelompoknya sendiri, justru dengan berkumpul dengan gangnya dia akan lebih percaya diri dan merasa ada yang melindungi.
Jadi pengaruh negative interaksi sosial dalam gang yaitu erat sekali akan terjadinya perilaku menyimpang yaitu kenakalan remaja. Remaja yang masuk ke dalam gang, dia akan terikat oleh norma-norma kelompok dan melakukan penyimpangan sebagai bentuk anti sosial
BAB III
KESIMPULAN
Pengaruh negative interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya (gang) di sekolah berkorelasi dengan perilaku menyimpang yaitu kenakalan remaja, maka pengaruh negative yang ditimbulkan oleh interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya yang jenisnya gang adalah kenakalan remaja, bentuk kenakalan remaja bermacam-macam dan akibatnyapun bermacam-macam, sebagai mahluk sosial selain berpengaruh terhadap pelakunya sendiri juga berpengaruh terhadap system sekolah dan system masyarakat
      Kenakalan remaja lahir dari suatu system, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat, keluarga yang tidak harmonis akan membuat remaja mencari pelarian, sekolah yang tidak menerapkan budaya normative dan disiplin yang baik maka sekolah akan menjadi tempat yang subur bagi kenakalan remaja, kemudian moral yang lemah di masyarakat akan membuat perilaku menyimpang sudah menjadi hal biasa. Maka dari itu iklim-iklim yang menjunjung tinggi nilai keharmonisan, normative dan moral harus sangat diperhatikan dan diterapkan bersama dalam suatu system sosial.
GAMBAR KELOMPOK PERTEMANAN :


DAFTAR PUSTAKA
Tim sosiologi.2007.Sosiologi 1.Jakarta:yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar